Jumat, 26 Februari 2016

About Me - Hati-hati dengan Saham 50

Dalam dunia saham, transaksi jual beli menggunakan satuan lot dimana 1 lot = 100 lembar saham. Sedangkan harga yang ditampilkan pada layar merupakan harga 1 lembar saham. Hal tersebut berarti untuk membeli saham seharga 1000, harus menyiapkan dana minimal sebesar 100.000 (untuk 1 lot).

Pada awal saya mencoba memasuki dunia saham, modal awal yang saya gunakan adalah 500.000. Dengan modal segitu tentu saham yang bisa saya beli sangat terbatas, sedangkan seperti pada pemula lainnya, saya memasuki dunia saham dengan penuh harapan agar bisa dapat keuntungan sebanyak-banyaknya. Saat melihat satu saham, sebut saja saham A yang saat itu sedang masa trend kenaikan, saya sangat tertarik untuk membelinya. Pada saat itu harganya masih di bawah 1000. Semakin dia naik, semakin saya berpikir bahwa itu adalah puncak harganya dan sebentar lagi akan turun sehingga di saat dia kembali ke harga semula, saya dapat membelinya. Namun yang terjadi adalah saham tersebut tidak turun-turun dan hingga saat terakhir pun saya tidak berani membelinya dan yang terjadi adalah "Kenapa saya tidak membelinya pada saat awal dia mulai naik"

Baiklah, itu pengalaman pertama, yang kemudian membawa saya pada pengalaman kedua yang tidak terlupakan. Setelah penyesalan mendalam karena tidak membeli saham A di awal trend kenaikannya, saya pun melihat saham lain dengan pola yang sama. Saham dengan harga 50an terus menerus dibeli dan harganya terus meningkat dari 55, 56, 57. Baiklah, kali ini saya tidak mau menyesal lagi dan tanpa pikir panjang saya langsung membeli saham tersebut, sebut saja saham B. Setelah saya beli, yang terjadi adalah kebalikannya, saham tersebut turun kemudian berhenti di angka 50.

Selama berhari-hari, saham B menetap di angka 50 dan saya masih tidak menyadari betapa buruknya hal tersebut. Saya menyangka bahwa saham pasti dapat dijual dan sungguh bagus kini harganya tidak bisa turun, dan hanya bisa naik. Saya cukup menunggu saham tersebut naik dan saya akan untung. Sungguh skenario yang bagus sekali hingga akhirnya saya diberitahukan oleh teman saya bahwa saham tidak akan bisa dijual jika tidak ada yang membelinya, dan tentu saham B yang berada di titik jenuh saham tidak ada yang membeli. Saya menjadi panik, artinya sebagian dana saya tertahan di saham B yang tidak liquid, tidak bisa saya jual kapan pun saya mau.

Syukurlah setelah beberapa hari kemudian, mendadak saham B bergerak sedikit, sehingga saya dapat menjual saham B yang saya miliki walaupun jual rugi. Setidaknya dana saya tidak tertahan disana dan dapat saya gunakan untuk membeli saham lainnya yang mungkin bisa memberikan saya keuntungan. Kerugian dari saham B saya anggap sebagai harga sebuah pelajaran yang tidak mungkin saya lupakan. Dan sekedar untuk diketahui, mengharapkan keuntungan dari saham dengan modal kecil itu tidak mudah, bahkan sesungguhnya mengharapkan keuntungan dari saham dengan pengalaman sebagai pemula sangatlah tidak mudah. Namun setidaknya saya dapat belajar dengan modal yang tidak terlalu besar.

Senin, 22 Februari 2016

About Me - Pengalaman Memulai di Dunia Saham

Setelah sekian lama tidak mengakses blog ini, mendadak saat ini saya terinspirasi untuk menulis lagi, dan kali ini tentang pengalaman saya icip-icip dunia saham. Sudah sejak lama saya mendengar istilah dunia saham dan sudah sejak lama pula saya ingin mencoba. Pada awalnya, yang lebih dulu saya kenal adalah forex. Pada saat kuliah saya pernah mencobanya dengan akun gratisan dan modal gratisan di mark*t**a, dannnnnnnn abiz modal. Hahaha... sejak saat itu saya memiliki pandangan negative terhadap diri saya sendiri bahwa saya tidak cocok di dunia seperti saham dan forex karena sifat rakus dan ingin cepat dapat hasil tapi ga mau keluar modal.

Singkat cerita, setelah kerja pun saya masih penasaran, tapi pengalaman tentang forex membuat saya mengurungkan niat saya untuk memasuki dunia saham walaupun teman saya sudah sangat sering mengajak dan membuat rasa pengen-pengen gitu muncul di dalam hati. Hingga akhirnya saya mengetahui securities bernama indopremier, dan iseng2 daftar, eh malah di telpon oleh pihak indopremier dan, oke saya tidak bisa mundur lagi. Print lah segala berkasnya, tempel materai kemudian tanda tangan pun di bubuhkan di atas kertas. Dari telpon tersebut dikatakan bahwa berkas tersebut bisa diambil karena ada kantor indopremier di Pontianak, tapi karena rasa ingin tahu letak dan bentuk kantor indopremier, saya menawarkan diri untuk mengantar sendiri berkas tersebut.

Ternyata kantor indopremier di Pontianak tidak sulit di cari. Lokasi di jalan Perdana, dengan tulisan "IPOT" di depan kantor. Dan saya antarkan lah berkas ke sana, di periksa serta beberapa pertanyaan saya lontarkan, kemudian saya diminta tunggu bbrp hari kerja untuk RDI (Rekening Dana Investor) dan akun untuk bertransaksi. Setelah beberapa hari, benarlah datang surat atau email atau sms, saya lupa. Soalnya itu kejadian sekitar 5 bulan yang lalu di bulan September 2015.

Sejak saat itu saya mulailah mencoba peruntungan di dunia Saham. Untung? Kurasa masih beginner luck. Banyak? Dengan modal yang termasuk pelit di dunia Saham, dan keberanian yang masih se iprit, palingan hanya sebesar bunga di bank yang didapat dengan beginner luck ini :P. Tapi dengan kesadaran saya masih sangat3 amatir, saya masih terus berusaha belajar agar bisa lebih baik lagi.

Untuk yang ingin mencoba memasuki dunia saham, menurut saya pembuatan akun di indopremier cukup worhted dan mudah (saya tidak memiliki pengalaman di securities lain sebagai perbandingan tapi :P) . Untuk trading bisa diakses dari handphone dengan syarat memiliki browser yang kompatibel atau pun lewat software atau pun browser PC / laptop. Dan untuk dasar-dasar serta resiko di dunia Saham, saya merekomendasikan blog terusbelajarsaham.blogspot.com. Sejak awal belajar saya mendapat banyak pengetahuan dan gambaran mengenai dunia saham dari isi blog tersebut.

Kurasa cukup sampai disini dulu cerita tentang pengalaman saya saat akan memasuki dunia saham. Semoga kali ini saya cukup rajin untuk menulis dan tidak meninggalkan tulisan di blog hingga bertahun-tahun kemudian. Hahahaha